Galih Priatmojo | Irwan Febri Rialdi
Mo Salah saat berselebrasi. (Sumber: Dok. New York Time).

Bolatimes.com - Penggemar Liverpool kini telah hafal betul dengan kebiasaan Mohamed Salah saat mencetak gol. Ia akan berlari ke para suporter The Reds yang terdekat dengannya, dengan lengan terentang. Dia berdiri diam, berendam dalam pujian.

Setelah rekan satu timnya mengucapkan selamat, Salah berjalan berlahan ke lapangan tengah lalu bersujud.

"Lalu ada jeda ini. Mo Salah mengangkat tangannya ke langit dan kemudian berlutut ke lapangan, bersujud sebagai bentuk demonstrasi tentang keyakinan sebagai Muslim," kata Neil Atkinson, pembawa acara The Anfield Wrap yang juga fan Liverpool.

Baca Juga:
Single Bola Bola Bola Siap Ramaikan Piala Dunia 2018 Rusia

"Para suporter akan sedikit lebih tenang ketika Salah bersujud, lalu ada gemuruh lagi saat berdiri," lanjut Atkinson bercerita.

Mo Salah kini menjadi salah satu bintang sepak bola Eropa musim ini. Ia telah mencetak 43 gol dalam 48 laga di musim pertamanya di Liverpool.

Baca Juga:
7 Potret Deliana, Wasit Cantik Lisensi FIFA Pertama di Indonesia

Pemain asal Mesir itu turut membawa Liverpool menuju final Liga Champions setelah absen lebih dari satu dekade.

Ia juga berhasil menyabet predikat sebagai pemain terbaik Liga Inggris versi Asosiasi Pesepakbola Profesional Inggris (PFA) dan Jurnalis Asosiasi Inggris 2018.

Mo Salah pudarkan ketidaknyamanan budaya Islamphobia di Inggris

Baca Juga:
Format Baru dan Jadwal Timnas Indonesia di Piala AFF 2018

Selain prestasi yang begitu gemilang, Mo Salah menjadi warga asing Inggris yang diterima baik.

Saat Inggris berjuang melawan Islamphobia dan kebijakan pemerintah yang kurang bersahabat untuk pemeluk agama Islam, seorang Muslim dari Mesir tak hanya diterima di Inggris, tetapi dipuja.

Miqdaad Versi, asisten sekretaris jendral Dewan Muslim Inggris, mengatakan jika Mo Salah menjadi ikon yang tepat untuk menghancurkan stigma Islamphobia di Inggris.

Baca Juga:
Mantan Ariel Noah Ini Beri Dukungan Liverpool di Final Champions

"Dia adalah seseorang yang mewujudkan nilai-nilai Islam dan memakai imannya di lengan bajunya," ujar Miqdaad.

"Dia memiliki daya tarik. Ia pahlawan tim. Liverpool khsususnya telah bersatu dengan cara yang positif. Ia tak hanya memainkan peran utama untuk solusi Islamphobia," tuturnya menambahkan.

Sekadar informasi, Islamphobia merupakan paham yang memiliki persepsi salah tentang muslim, ber-prasangka buruk kepadanya, dan menyatakan bahwa Islam adalah agama yang penuh kebencian, kekerasan, intoleran dan membatasi umatnya dengan segala larangan-larangan.

Diakui oleh Abu Usamah Atthababi, imam masjid Al Masra di Toxteth, Liverpool, beberapa tahun terakhir kejahatan terhadap Muslim di Inggris mengalami peningkatan.

Lonjakan kejahatan bahkan terus meningkat sejak teror di London pada 2016 dan 2017, dan di Manchester, Inggris pada 2017.

Sebuah laporan badan amal Tell MAMA menunjukkan bahwa serangan Islamphobia meningkat sebesar 47 persen pada 2016.

Kendati demikian, Liverpool diklaim sebagai kota paling bersahabat bagi seorang muslim dibanding kota lainnya di Inggris.

"Kota orang luar, sebuah kota anti kemapanan," seperti yang dikatakan Atkinson.

Itulah salah satu alasan mengapa Radwan Albarbandi, seorang dokter yang pindah ke Inggris dari Suriah satu dekade lalu dan tinggal di Liverpool sejak 2010, mengatakan ia percaya bahwa kebanyakan Muslim merasa aman dan nyaman di Liverpool.

Radwan menyebut Liverpool merupakan rumah bagi salah satu komunitas Muslim tertua di Inggris dan masjid pertama di negeri Ratu Elizabeth itu.

Meski begitu, menurut salah satu imam masjid, Atthabi, Liverpool memiliki sejarah panjang sebelum benar-benar aman bagi umat Islam.

Sebuah masjid di Birkenhead, di seberang sungai Mersey River dari Liverpool, dirusak setelah 7 Juli menyerang di London pada 2005. Kepolisian Merseyside mencatat 75 persen peningkatan kejahatan kebencian dari 2012 hingga 2016.

Namun, Mo Salah kini dianggap telah mampu mematikan tekanan tersebut.

Para suporter Liverpool FC menciptakan lagu untuk menghormatinya. Tak segan dalam lagu tersebut berlirikan "Jika dia mencetak beberapa lagu lagi, maka saya akan menjadi Muslim juga."

Di Stadion Alfield para suporter membawa bendera bertuliskan nama dan gambarnya. Kemana pun Salah pergi, selalu ada yang meminta foto selfi, entah di pom bensin, toko ikan, dll.

"Dia adalah anak yang tenang dan sederhana yang mengenakan kaos Liverpool dan menjadi pahlawan super, perwujudan dari setiap impian penggemar," kata James McKenna dari Spirit of Shankly, kelompok penggemar Liverpool.

Tak hanya fan Liverpool FC, seorang pedagang muslim, Ali Aden mengaku kehadiran Salah membuat setiap muslim kini bangga terhadapnya.

"Setiap Muslim bangga padanya," kata Ali Aden.

Mo Salah benar-benar menjadi sorotan pada musim 2017/2018. Selain prestasinya yang hebat, ia turut memberikan dampak baik untuk umat seagamanya khususnya di Inggris.

Belum lama ini, pemain 25 tahun itu juga dianggap sebagai salah satu ikon agama Islam oleh Arab Saudi. Pemerintahan Arab pun berencana akan memeberikan sepetak tanah di tanah suci Mekkah untuk Mo Salah sebagai bentuk penghargaan.

 

Bolatimes.com/Irwan Febri Rialdi

Load More